Assalamualaikum, wr.wb.

Sudah lama sekali rasanya tidak menulis. Hari ini suasana hatiku kurang baik. Hati dan otakku masih berperang mengenai seseorang. Saya merindukannya, saya menyayanginya, tetapi yang bisa saya lakukan hanyalah memandanginya dari jauh. Mengamatinya melalui update-annya. Bahkan untuk menanyakan kabarnya pun saya tidak berhak. 

Hanya dengan melihatnya "ONLINE" saja itu sudah membuat saya tenang. Saya merindukannya, sangat merindukannya. Namun, saya tau dia tidak. Ya, saya rindu sendirian. Saya jatuh sendirian, saya terluka sendirian, so, saya harus bangkit dan pulih sendirian. Entahlah siapa yang salah, saya rasa tidak perlu ada yang disalahkan, semua ini memang sudah ketentuan-Nya.

Halo kamu, apa kabar? 

Bolehkah saya bercerita tentang bagaimana saya sekarang? 

Saya sedang hancur, saya sedang menata kembali hati saya, saya mencoba fokus dengan masa depan saya. Kamu tau saya begitu hancur setelah kamu pergi, tapi saya menghargai keputusanmu karena jika menurutmu ini yang terbaik dan jika kamu bahagia maka saya pun demikian. Saya bangga padamu, kamu bisa membuat keputusan, meskipun itu melukai saya. Tapi setidaknya kamu bisa sedikit tegas dan tidak menggantung.

Bolehkah saya bertanya? Pernahkah kamu memikirkan saya, pernahkah kamu merindukan saya, pernahkah kamu menyesali keputusanmu?

Saya selalu penasaran, mungkinkah dari awal kamu memang tidak seserius itu dengan saya? dan mungkinkah2 yang lain? Namun saya menahan semua pertanyaan itu, karena apapun jawabannya itu semua tidak penting bukan? Itu semua tidak akan merubah apapun bukan? Dan bukankah saya sangat childish jika menanyakan pertanyaan seperti itu?

Kamu tau, itu salah satu hal yang membuat saya benci menjadi dewasa, karena yaa kita harus belajar memendam emosi kita, kita harus berpura-pura selalu dalam keadaan baik, padahal itu sakit banget ;)


Untuk kamu, bahagia selalu yaa, saya rindu. 

Komentar

Postingan Populer